Hal-Hal Penting Dalam Proses Audit Laporan Keuangan

Apa itu audit dan bagaimana melakukan prosedur audit? Sebagian orang mungkin masih mempertanyakan hal ini, terutama bagi mereka yang baru saja memasuki dunia bisnis atau akuntansi dan keuangan. Awal tahun, antara Januari dan Maret adalah periode audit. Umumnya audit dilakukan atas laporan keuangan, berbagai catatan akuntansi dan bukti pendukung lainnya. Proses audit itu sendiri dilakukan oleh seorang auditor, yaitu orang yang independen memiliki kemampuan dan kompetensi untuk melakukan audit.

Sayangnya, untuk melakukan audit tidaklah mudah. Proses audit membutuhkan banyak prosedur, biaya, tenaga, waktu, dan lain-lain. Ya, seperti yang kita tahu butuh beberapa bulan untuk mengaudit. Biayanya cukup mahal apalagi jika perusahaan Anda adalah perusahaan berskala besar. Selain itu, proses audit juga memiliki prosedur yang harus diikuti. Sebelum melakukan proses audit, ada baiknya Anda lebih memahami tentang audit terlebih dahulu. Beberapa hal yang harus Anda perhatikan agar proses audit dapat berjalan dengan lancar, sebagai berikut:

Apa itu Audit?

Sebelum membahas lebih jauh, sebaiknya pahami dulu pengertian auditing. Audit menurut Arens adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti asersi secara objektif tentang berbagai tindakan dan peristiwa ekonomi untuk menentukan tingkat kepatuhan terhadap kriteria yang ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemangku kepentingan. Serupa dengan Arens, William F. Meisser mendefinisikan audit sebagai proses sistematis dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan peristiwa ekonomi untuk memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang ditetapkan, kemudian hasil penugasan dikomunikasikan kepada pengguna. Oleh karena itu, dengan adanya proses audit ini akan membuat penilaian kondisi dan kinerja perusahaan menjadi lebih transparan dan objektif.

Alasan Audit Laporan Keuangan

Berikut adalah beberapa alasan atau tujuan mengenai alasan mengapa audit harus dilakukan:

1.    Mengetahui Kondisi Keuangan Perusahaan

Kondisi keuangan merupakan salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan. Oleh karena itu tidak heran jika banyak perusahaan rela melakukan apa saja agar kondisi keuangannya tetap stabil. Salah satu kegiatan untuk memastikan atau memeriksa kondisi keuangan perusahaan adalah melalui proses audit.

2.    Memenuhi Kewajiban

Merujuk pada UUPT Nomor 40 Tahun 2007 Pasal 68, perusahaan wajib melakukan audit. Memang tidak semua perusahaan wajib melakukan audit. Untuk memperjelas berikut akan kutipan isi UUPT No. 40 Tahun 2007 Pasal 68:

(1) Direksi wajib menyampaikan laporan keuangan Perseroan kepada akuntan publik untuk diaudit apabila:

  • Kegiatan usaha Perusahaan adalah menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat;
  • Perseroan menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat;
  • Perusahaan adalah perusahaan publik;
  • Perusahaan tersebut adalah perusahaan milik negara;
  • Perseroan memiliki kekayaan dan/atau jumlah peredaran usaha dengan nilai seluruhnya paling sedikit Rp500.000.000.000,00 (lima puluh miliar rupiah); atau
  • Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi, laporan keuangan tidak disetujui oleh RUPS.

(3) Laporan hasil audit akuntan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan secara tertulis kepada RUPS melalui Direksi.

3.    Ketahui Informasi Perusahaan

Selain kondisi keuangan, melalui audit Anda juga dapat menemukan informasi tentang perusahaan. Untuk memenuhi kebutuhan informasi berbagai pihak, diperlukan laporan informasi yang bersifat umum dan dapat dipahami oleh semua pengguna tidak hanya di bidang akuntansi. Proses menerjemahkan laporan keuangan perusahaan untuk dipahami oleh semua pemakai yang disebut audit. Dimana laporan informasi ini direfleksikan melalui opini audit yang diberikan oleh auditor.

Hal Penting Yang Harus Disiapkan Perusahaan Saat Mengaudit Laporan Keuangan

Untuk melakukan audit, Anda atau perusahaan Anda harus mempersiapkan beberapa hal, antara lain seperti:

·         Uang

Audit dilakukan oleh pihak independen. Pihak independen yang dimaksud adalah auditor kantor akuntan publik. Untuk menggunakan jasa mereka, tentunya Anda atau perusahaan Anda harus memberikan uang. Oleh karena itu, Anda perlu menyiapkan uang sebagai biaya untuk membayar jasa auditor.

·         Bukti

Bukti audit adalah semua informasi yang mendukung baik berupa angka, data maupun informasi lain yang terjadi dalam bentuk laporan keuangan. Bukti audit penting dalam proses audit karena bukti audit sangat berpengaruh terhadap opini audit yang akan dihasilkan. Konrath (2002), membagi bukti audit menjadi enam jenis. Keenam jenis bukti tersebut adalah sebagai berikut:

1.      Bukti Fisik

Bukti fisik adalah bukti yang terlihat, dapat dihitung, diamati, dan diperiksa. Sehingga sifat fisik dari bukti faktual yang dapat memberikan dukungan untuk tujuan audit keberadaan (  eksistensi  ). Beberapa alat bukti yang termasuk dalam alat bukti fisik adalah pemeriksaan fisik, observasi, dan  reperformance  .

2.      Bukti Dokumen

Bukti dokumen merupakan salah satu bukti penting dalam proses audit. Jadi Anda harus menyiapkan banyak dokumen dalam proses audit karena auditor akan memeriksa dokumen dan catatan klien. Bukti dokumen ini dapat berupa kertas, elektronik, atau lainnya. Dokumen bukti juga dibedakan menjadi dua, yaitu dokumen internal dan dokumen eksternal.

Baca juga:   3 Persyaratan yang Harus Dipenuhi Untuk Menjadi Auditor

3.      Bukti Konfirmasi

Konfirmasi adalah kegiatan untuk memperoleh tanggapan tertulis langsung dari pihak ketiga yang memberikan verifikasi atas keakuratan informasi yang diminta oleh auditor. Ada dua jenis konflik, positif dan negatif. Konfirmasi positif artinya pihak ketiga harus menjawab atau menuliskan data atau informasi yang diminta oleh auditor. Sedangkan konfirmasi negatif adalah pihak ketiga tidak perlu membalas jika informasi yang perlu dikonfirmasi itu benar tetapi jika salah pihak ketiga wajib membalas dengan menuliskan data atau informasi yang benar.

4.      Bukti Matematika

Bukti matematis adalah bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan langsung. Kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh pembuktian matematis seperti perhitungan, perhitungan ulang (recalculation) dan rekonsiliasi.

5.      Bukti Analitis

Menurut Standar Profesional AICPA, prosedur bukti audit analitis adalah pengujian substantif informasi keuangan dengan melakukan studi dan membandingkan hubungan antar data. Bukti analitis ini lebih dikenal sebagai prosedur analitis, yang digunakan pada tahap perencanaan dan penyelesaian suatu audit.

6.      Bukti Penjelasan

Pembuktian informasi atau  permintaan keterangan dari klien  adalah suatu cara untuk memperoleh informasi baik tertulis maupun lisan sebagai jawaban atas pertanyaan auditor.

·         Laporan keuangan

Hal penting lainnya yang perlu Anda persiapkan dalam audit adalah laporan keuangan. ya tentunya untuk audit harus ada laporan keuangan karena audit sendiri memeriksa laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Jadi jika Anda atau perusahaan Anda akan melakukan audit, jangan lupa untuk menyiapkan laporan keuangannya.

Apa itu Audit Laporan Keuangan

Tahapan pemeriksaan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1.    Penerimaan Perikatan Audit

Kesepakatan adalah kesepakatan antara kedua belah pihak. Dalam hal audit, kedua belah pihak adalah auditor dan perusahaan yang biasanya diwakili oleh manajemen. Sebelum melakukan audit, harus ada kesepakatan yang harus dibuat dan disepakati. Bentuk perikatan ini berupa surat perikatan audit.

2.    Perencanaan Proses Audit

Selanjutnya adalah merencanakan proses audit. Untuk membuat rencana audit, seorang auditor harus melakukan beberapa kegiatan seperti memahami bisnis dan industri klien; melakukan prosedur analitis; menentukan materialitas, menentukan risiko audit dan risiko gagal bayar; memahami struktur pengendalian internal dan menentukan pengendalian risiko; mengembangkan rencana audit dan program audit.

3.    Pelaksanaan Pengujian Audit

Setelah membuat rencana audit saatnya untuk melakukan tes audit. Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian analitis, pengujian, pengendalian, dan pengujian substantif.

4.    Pelaporan Audit

Tahap terakhir adalah pelaporan audit. Laporan audit merupakan hasil pekerjaan audit yang telah dilakukan. Laporan audit biasanya mencakup jenis atau layanan yang diberikan, objek yang diaudit, ruang lingkup audit, tujuan audit, hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada kekurangan, dan informasi lainnya.

Hasil Audit Laporan Keuangan

Setelah proses audit selesai, auditor akhirnya akan memberikan hasil dari proses audit tersebut. Hasil audit tercermin dalam opini audit. Ada empat jenis opini audit atas laporan keuangan, yaitu:

  1. Wajar tanpa pengecualian /  Wajar Tanpa Pengecualian, artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
  2. Wajar Dengan Pengecualian / Opini Dengan Pengecualian  , artinya laporan keuangan dapat diandalkan tetapi masih terdapat beberapa masalah / item yang dikecualikan agar tidak membuat kesalahan dalam mengambil keputusan.
  3. Unreasonable /  Adversed,  artinya laporan keuangan disajikan tidak sesuai dengan standar akuntansi atau terdapat kesalahan material dalam laporan keuangan.
  4. Tidak memberikan penghasilan/  disclaimer , artinya laporan keuangan memiliki kesalahan material dan manajemen membatasi ruang lingkup audit sehingga auditor tidak menemukan cukup bukti.

Cara Membuat Laporan Keuangan dengan Mudah

Salah satu bukti audit yang harus Anda siapkan dalam proses audit adalah data keuangan perusahaan. Oleh karena itu, sebagai pemilik bisnis, Anda harus dapat memastikan bahwa data keuangan dan  laporan keuangan  dibuat dengan baik. Untuk memudahkan Anda dalam membuat laporan keuangan, Anda bisa menggunakan bantuan software Jurnal   Akuntansi  online  .

Jurnal ini memiliki sistem yang terintegrasi dan juga standar keamanan yang  telah disertifikasi oleh ISO / IEC 27001  . Sehingga pembuatan laporan keuangan menjadi mudah, cepat dan aman.

Dengan Jurnal, Anda bisa membuat laporan keuangan lebih lengkap mulai dari Neraca, Pendapatan, Arus Kas, Perubahan Modal, dan masih banyak lagi. Dengan Jurnal, Anda hanya perlu memasukkan semua transaksi bisnis melalui sistem, dan Jurnal akan secara otomatis memproses transaksi tersebut ke dalam laporan keuangan yang Anda butuhkan.